For professional profile please visit my LinkedIn

Vaksin untuk Ringworm (Dermatophytosis)

Bagi teman-teman yang belum tahu, saya mau share informasi yang saya dapat (lebih tepatnya saya cari-cari: memburu informasi ceritanya). Informasi ini bisa menambah pengetahuan kita, mungkin ada yang belum tahu atau ingin tahu lebih jauh lagi. Ya, sesuai judul posting di atas, tulisan ini sedikit membahas soal vaksin untuk dermatophytosis. Apa benar ada vaksin untuk dermatophytosis atau ringworm? Yap, ada, ilmu itu sangat pesat perkembangannya, jadi kita harus saling menyebarluaskan informasi. 

Sebelum ke vaksin, saya sedikit mengulas ringworm atau dermatophytosis. Ringworm merupakan  infeksi cendawan yang menyerang bagian kutan (superfisial) atau jaringan lain yang mengandung keratin (rambut, kuku, kulit, bahkan tanduk). Jadi ringworm sama sekali tidak berhubungan dengan infeksi cacing (worm, red.). Infeksi ini disebabkan oleh berbagai spesies cendawan, utamanya disebabkan oleh Microsporum spp. dan Trichopyton spp. Dermatophytosis banyak menyerang hewan seperti anjing, kucing, kelinci, sapi, kuda, dan juga dapat menular ke manusia (fungal zoonosis). 


Gejala klinis yang terlihat adalah terjadi kerusakan bulu di seluruh muka, hidung dan telinga; lesio yang tampak pada kulit berupa lingkaran atau cincin dengan batas jelas dan umumnya dijumpai di daerah leher, muka terutama sekitar mulut, pada kaki dan perut bagian bawah; terjadi keropeng, lepuh dan kerak, dan di bagian keropeng biasanya bagian tengahnya kurang aktif; serta pertumbuhan aktif terdapat pada rambut berupa kekusutan, rapuh dan akhirnya patah. Terdapat 16 spesies Microsporum yang diketahui dan terbagi ke dalam dermatofita zoofilik, antropofilik, dan geofilik. Zoonosis (tidak semua dermatophytosis bersifat zoonosis) yang banyak terjadi disebabkan oleh Microsporum canis. Selain itu, transmisi pada manusia juga diketahui akibat  M. nanum yang berasal dari babi, M. audounii (antropofilik) dari anjing, M. equinum dari kuda, dan M. gallinae dari ayam.


Nah, perlu hati-hati bagi Anda yang mempunyai hewan peliharaan kucing atau anjing, karena biasanya dua jenis hewan ini yang biasa 'akrab' dengan manusia. Apalagi hewan kesayangan, beberapa orang bahkan sampai memeluk, mencium, dan tidur bersama. Bagi pecinta hewan kesayangan (pet lover), masalah kebersihan hewan, kandang, tempat pakan, tempat minum, dan segala perabotannya harus selalu diutamakan. Desinfeksi kandang secara rutin dan memandikan hewan dengan bahan yang mengandung desinfektan dapat mencegah infeksi dermatophyta. 

Lalu bagaimana dengan vaksinasi? Beberapa tahun terakhir, penelitian banyak dilakukan terkait ringworm, hingga akhirnya muncul vaksin untuk ringworm (Microsporum canis), yaitu vaksin inaktif (inactivated vaccine) dari Microsporum canis. Berbagai penelitian dan jurnal ilmiah telah memaparkan keamanan dan khasiat vaksin ini. Salah satu produk vaksin untuk infeksi M. canis adalah Biocan M. Biocan M merupakan vaksin dermatophytosis dari Microsporum canis (Deptan RI, 109083683 VKC). Biocan M bisa diberikan untuk anjing dan kucing mulai umur 12 minggu. Vaksinasi dilakukan 3 kali pengulangan (dari vaksin 1 diulang setelah 14-24 hari, dari vaksin ke-2 diulang setelah 18-24 harinya selanjutnya tiap tahun).
  
Contoh lain adalah (bukan iklan, hanya untuk menambah wawasan) Biocan M Plus (inj.) yang diproduksi oleh Biovet, Inc. (Republik Ceko), dengan komposisi: Microsporum canis inaktif. - kandungan minimal. 1 juta vegetative forms, formaldehydum, larutan sodium chloride. Mekanisme kerja vaksin adalah melalui pengaktifan sel Th1 yang merangsang Cellular Mediated Immunity(CMI) yang ditandai dengan pelepasan cytokines interferon-c (IFN-c), interleukin 12 (IL-12), dan IL-2 oleh sel epitel skuamosa yang merupakan sel utama epidermis. Vaksinasi adalah pencegahan yang baik pula, namun relatif mahal.

Sumber bacaan:
1. Krauss H, et al. 2003. Zoonoses: Infectious Disease Transmissible from Animals to Humans. ASM Press.
2. Chermette R, Ferreiro L, Guillot J. 2008. Dermatophytoses in animals. Mycopathologia 166:385-405. [Download Jurnal]
3. Kurtdede A, Ural K, Gazyagci S, Cingi CC. 2007. Usage of inactivated microsporum canis vaccine in cats naturally infected with M. canis. Medical Mycology 14: abstrak. [Sumber]
Veterinary anatomist | School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, IPB University | Ph.D. student, Joint Graduate School of Veterinary Sciences, Tottori University, Japan

6 comments

  1. aseeeek
    mantap dah
    thank u mas dab
  2. Sama2, saling berburu dan tukar informasi Gung. itu "Biocan M Plus" produksi Biovet, Inc. Kalo yang "Biocan M" yg masuk Indonesia perlu dicari juga pemasarnya.... Kalo yg lain nanti d postingan selanjutnya mungkin..haha. Besok ikut kopdar blogger? nitip salam yak, besok ada gathering KSE jam stgh 7 aq...
  3. Aseloke nang yo
  4. Rp ?
  5. Biocan m di indonesia beli dmn?
  6. Bisa beli di Megan gallus kinanta
Komentar atau tidak komentar tetap thank you.