For professional profile please visit my LinkedIn

Singa di Kehidupan Kita, Bersemangatlah!

Singa merupakan salah satu satwaliar yang ada di bumi ini. Ada hal menarik yang orang-orang pikir tentang singa, yaitu singa adalah raja hutan. Padahal, julukan Si Raja Hutan lebih pas diberikan kepada harimau, yang di Indonesia ini memiliki satu spesies masih hidup, yaitu Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Kenapa harimau? Karena habitat singa adalah di padang savana, seperti yang kita sering lihat di layar televisi. Ok, tapi bukan itu inti tulisan yang akan saya buat.

[sumber gambar: flickr.com]
Apakah anda tahu tentang "Singa Padang Pasir"? Ya, sahabat Umar bin Khattab, seorang yang gagah perkasa, namun hatinya sangat lembut. Syaitan pun diriwayatkan segan terhadap sosok Umar bin Khattab. Khalifah yang patut dijadikan teladan karena kesetiaannya kepada Rasulullah SAW. Sebegitu hebatnya kata "singa" ini, sehingga menjadi suatu atribut yang diberikan untuk orang yang begitu luar biasa.

Begitu juga di dalam diri kita, terdapat singa-singa hebat yang menempati hati kita. Ada dua singa yang mencerminkan diri kita. Singa pertama adalah singa yang badannya kuat dan bersih, sementara singa yang lain adalah singa yang sama kuat, tetapi kotor dan mengerikan. Dua singa ini selalu bersaing, bertarung untuk menjadi yang terkuat. Dalam suatu cerita pembangun jiwa, seorang ayah memberikan penjelasan mengenai kedua singa ini. Singa pertama merupakan penjelmaan dari energi positif, identik dengan kebaikan, kejujuran, semangat; sedangkan singa kedua merupakan penjelmaan dari energi negatif yang lekat dengan nafsu syaitan, identik dengan kebodohan, kemalasan, dan seterusnya. Lalu, mana singa yang ada dalam diri kita? Jawabannya adalah keduanya. Itulah alasan kenapa manusia tidak ada yang sempurna, karena dua energi ini selalu ada mengiringi setiap langkah kita. Untuk menjawab, singa mana yang menjadi pengejawantahan pribadi kita, maka kembali kepada diri kita. Singa mana yang sering kita beri makan, singa mana yang kita pelihara dengan baik. 

Tentunya, energi positif lah yang ingin kita perkuat. Diibaratkan sebuah tabungan, setiap waktu kita menabung energi, positif maupun negatif, tergantung perilaku kita. Jika kita melakukan kebaikan kepada orang lain hari ini, tabungan energi positif bagi kita. Suatu saat, kita akan mendapat kebaikan dari-Nya entah melalui perantara siapa. Sejalan dengan hukum kekekalan energi, maka setiap energi yang kita goreskan, akan menghasilkan energi yang besarnya sama.  Jadi, mari tebarkan energi positif, bagi diri sendiri maupun orang lain, kuatkan singa kebaikan dalam diri kita, bersemangatlah bak Singa Padang Pasir di zaman kita ini.

"Segenggam garam yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air, sangat asin saat kita teguk...
Segenggam garam yang sama, kita larutkan dalam danau, lalu kita teguk airnya, tidak ada rasanya....
begitulah kawan, permasalahan yang kita hadapi dengan hati yang ciut, akan terasa sakit,
maka lapangkan hati kita dalam menghadapi persoalan, niscaya tidak sedikitpun kita goyah....." [Kalimat inspirasi diadopsi dari buku 'Kekuatan Cinta: 30 Nasehat Bagi Jiwa Perindu Nur Illahi', karya Irfan Toni Herlambang].


Veterinary anatomist | School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, IPB University | Ph.D. student, Joint Graduate School of Veterinary Sciences, Tottori University, Japan

Post a Comment

Komentar atau tidak komentar tetap thank you.